Profil Desa Kedungrejo

Ketahui informasi secara rinci Desa Kedungrejo mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Kedungrejo

Tentang Kami

Profil Desa Kedungrejo, Kecamatan Kemusu, Kabupaten Boyolali. Mengungkap kisah desa dengan nama historis "Kolam Sejahtera" yang bertransformasi akibat Waduk Kedung Ombo, kini merajut kehidupan baru dengan bertumpu pada ekonomi hutan jati dan potensi perai

  • Nama Historis yang Penuh Makna

    Nama "Kedungrejo" (Kolam yang Sejahtera) menjadi penanda sejarah akan masa lalu desa yang subur di tepi sungai, sebelum kini tergantikan oleh perairan Waduk Kedung Ombo.

  • Ekonomi Berbasis Hutan Jati

    Pilar utama perekonomian masyarakat saat ini bersandar pada pengelolaan dan pemanfaatan kawasan hutan jati milik negara melalui program perhutanan sosial.

  • Adaptasi terhadap Ekosistem Waduk

    Komunitas desa telah beradaptasi dengan lingkungan baru, memanfaatkan potensi perairan waduk untuk sektor perikanan sebagai penopang ekonomi alternatif.

XM Broker

Di tepian Waduk Kedung Ombo yang megah, terletak sebuah desa dengan nama yang menyimpan ironi sejarah: Desa Kedungrejo. Nama ini berasal dari gabungan kata Kedung (palung sungai yang dalam) dan Rejo (sejahtera, makmur), sebuah nama yang melukiskan masa lalu yang subur di lembah sungai. Namun kedung yang menyejahterakan itu kini telah tiada, tergenang di dasar waduk sebagai bagian dari salah satu proyek pembangunan paling monumental di Indonesia. Kini, masyarakat Desa Kedungrejo di Kecamatan Kemusu, Kabupaten Boyolali, merajut kembali kesejahteraan mereka, bukan lagi dari berkah sungai, melainkan dari rimbunnya hutan jati dan potensi yang ditawarkan oleh perairan buatan yang mengubah takdir mereka.

Geografi Baru dan Jejak Masa Lalu

Geografi Desa Kedungrejo saat ini merupakan sebuah lanskap hasil transformasi total. Wilayahnya terdiri dari perbukitan terjal yang didominasi oleh hamparan hutan jati milik Perhutani, yang lereng-lerengnya menurun curam menuju bibir perairan Waduk Kedung Ombo. Desa ini merupakan potret nyata dari dampak pembangunan Waduk Kedung Ombo pada dekade 1980-an, yang menenggelamkan ribuan hektar lahan, termasuk sebagian besar wilayah asli Kedungrejo.Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Boyolali, luas wilayah Desa Kedungrejo tercatat 10,21 kilometer persegi dengan jumlah penduduk sekitar 4.316 jiwa. Tingkat kepadatan penduduknya yang relatif rendah, sekitar 423 jiwa per kilometer persegi, sesuai dengan karakteristik kawasan hutan yang luas. Batas-batas wilayah Desa Kedungrejo meliputi:

  • Sebelah Utara: Berbatasan dengan Kabupaten Grobogan

  • Sebelah Timur: Berbatasan dengan Desa Bawu

  • Sebelah Selatan: Berbatasan dengan Desa Sarimulyo

  • Sebelah Barat: Berbatasan dengan Desa Watugede

Permukiman penduduk tersebar di kantong-kantong lahan yang diizinkan, hidup berdampingan secara langsung dengan kawasan hutan dan tepian waduk.

Hutan Jati sebagai Tulang Punggung Kehidupan

Pilar utama yang menopang kehidupan masyarakat Desa Kedungrejo saat ini yaitu hutan jati. Sebagian besar warga desa terlibat dalam program Perhutanan Sosial yang dikelola bersama Perhutani melalui Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH). Melalui skema ini, masyarakat mendapatkan hak untuk mengelola dan memanfaatkan lahan hutan dengan cara-cara yang berkelanjutan.Perekonomian warga sangat bergantung pada siklus hutan. Mereka bekerja sebagai pesanggem, yaitu petani yang menanam tanaman semusim seperti jagung, singkong, atau jahe di sela-sela pohon jati muda (sistem tumpang sari). Praktik ini memberikan mereka penghasilan jangka pendek sambil turut merawat tanaman jati milik negara. Selain itu, mereka juga mendapatkan penghasilan sebagai tenaga kerja dalam kegiatan pemeliharaan, penjarangan, hingga penebangan yang dilakukan oleh Perhutani. Hutan tidak hanya memberikan sumber pendapatan, tetapi juga kayu bakar dan pakan ternak, menjadikannya penopang kehidupan yang paling esensial.

Perairan Kedung Ombo: Peluang Ekonomi Alternatif

Meskipun sumber kehidupan utamanya kini berasal dari daratan (hutan), masyarakat Kedungrejo juga secara adaptif memanfaatkan peluang ekonomi dari perairan waduk yang ada di depan mata. Sektor perikanan menjadi sumber pendapatan alternatif yang penting, terutama bagi dusun-dusun yang terletak persis di tepi waduk.Banyak warga yang menjadi nelayan tangkap, mencari ikan di perairan bebas waduk untuk konsumsi pribadi maupun untuk dijual. Sebagian lainnya mencoba peruntungan dengan budidaya ikan dalam keramba jaring apung (KJA), meskipun skalanya mungkin tidak sebesar di sentra-sentra lain seperti Watugede. Potensi wisata air, seperti penyewaan perahu atau membuka warung makan, juga mulai dirintis oleh sebagian warga, memanfaatkan kunjungan para pemancing atau wisatawan lokal.

Tantangan Kehidupan di Kawasan Terpencil

Kehidupan di Desa Kedungrejo tidak lepas dari berbagai tantangan. Keterpencilan menjadi isu utama, yang berdampak pada akses terhadap pendidikan yang lebih tinggi, layanan kesehatan yang memadai dan pasar untuk menjual hasil bumi. Ketergantungan ekonomi yang sangat tinggi pada sektor kehutanan juga memiliki risikonya sendiri, terutama terkait regulasi dan kebijakan dari pihak pengelola hutan.Di sektor pertanian, tantangan klasik seperti serangan hama (misalnya kera ekor panjang dari hutan yang merusak tanaman) dan sulitnya sumber air untuk pertanian di musim kemarau menjadi perjuangan sehari-hari. Sementara di sektor perairan, fluktuasi kualitas air dan penyakit ikan menjadi risiko bagi para pembudidaya.

Penutup

Desa Kedungrejo merupakan sebuah monumen hidup yang menceritakan kisah tentang kehilangan, adaptasi, dan ketangguhan. Nama yang mereka sandang kini menjadi pengingat abadi akan masa lalu yang sejahtera di lembah sungai. Namun, masyarakatnya tidak larut dalam nostalgia. Mereka telah menulis babak baru dalam sejarah desa mereka, membangun kembali harapan dan kesejahteraan dari dua sumber utama: naungan rindang hutan jati dan birunya perairan Kedung Ombo. Perjuangan dan resiliensi warga Desa Kedungrejo merupakan cerminan sejati dari semangat untuk terus hidup dan bertumbuh dalam kondisi apapun.